Pada tanggal 27 Februari - 2 Maret 1960, Perdana Menteri Uni Soviet merangkap Sekretaris Jenderal PKUS; Nikita Khruschev mengunjungi Indonesia. Agenda kunjungan kali ini sangat penting karena Indonesia di bawah Soekarno adalah negara dunia ketiga yang saat itu tampil dominan. Apalagi saat itu hubungan Indonesia dan Amerika memburuk karena keterlibatan Amerika dalam pemberontakan PRRI/PERMESTA dan DI/TII. Di samping itu, Indonesia adalah negara yang memiliki Partai Komunis terbesar ketiga di dunia setelah PKC (China) dan PKUS (Soviet) dan PKI adalah partai komunis terbesar di dunia di luar negara Komunis.
Soekarno yang saat itu sedang tenar di dunia, ingin membangun negaranya dan Khruschev tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Dengan senang hati ia menawarkan kredit lunak jangka panjang sebesar US$250 juta dengan bunga hanya 2,5% kepada Indonesia. Kredit itu akan dipakai untuk membangun proyek-proyek negara seperti pembangunan-pembangunan mega proyek impian Soekarno (Stadion GBK, Jembatan Semanggi, Monas, dll), pembangunan pabrik besi-baja TRIKORA (sekarang Krakatau Steel), Industri kimia, reaktor atom, textil dan pertanian.
Dalam hal pendidikan, banyak mahasiswa Indonesia yang dikirim ke Uni Soviet dan banyak juga mahasiswa Soviet yang dikaryakan di proyek-proyek pemerintah Indonesia. Dalam hal politik Uni Soviet mendukung sepenuhnya perjuangan Indonesia dalam masalah Irian Barat. Komitmen ini diperkuat dengan janji Uni Soviet untuk menjual senjata ke Indonesia dengan fasilitas kredit eksport yang ringan. Tercatat Indonesia membeli bomber jelajah tinggi Tu-16, pesawat jet termodern saat itu MiG-21, ditambah MiG-17, MiG-15 dan MiG 19. Pesawat pengangkut IL-28, Helikopter raksasa Mi-4, kapal selam Whiskey, MTB, tank ampibi, kapal penjelajah berat, rudal dan lain-lain berikut spare part dan komitmen untuk mengadakan alih teknologi.
Kunjungan Khruschev ini diawali di Jakarta di mana dia disambut hangat oleh masyarakat dan meninjau proyek-proyek pemerintah Indonesia yang akan dibiayai oleh Uni Soviet seperti Jembatan Semanggi, Istora Gelora Bung Karno, dan lain-lain, kemudian berlanjut ke Bogor di mana beliau mengunjungi Istana Bogor dan berkeliling Kebun Raya, Perjalanan diteruskan ke Magelang di mana beliau meninjau Candi Borobudur yang menunjukan tingginya budaya kuno Indonesia, dan terakhir adalah kunjungan dengan sambutan meriah di Pulau Dewata Bali.
Kunjungan Khruschev ke Indonesia ini dinilai oleh Amerika saat itu sebagai bentuk "menyeberang ke kubu Komunis". Sejak saat itu Amerika berusaha melakukan pendongkelan terhadap Soekarno dengan mendekati faksi yang kritis terhadap Soekarno dan juga anti Komunis, yaitu Angkatan Darat.
|
Anak-anak sekolah dikerahkan untuk memeriahkan penyambutan Khruschev |
|
Rakyat Djakarta begitu antusias menyambut kedatangan Khruschev |
|
Presiden Soekarno menyambut kedatangan Nikita Khruschev di Bandara Kemayoran
|
Meninjau Pasukan Kawal Kehormatan Resimen Tjakrabirawa
|
|
|
Saat kunjungan Khruschev di Bali disambut oleh masyarakat. Tampak bendera merah putih, bendera palu arit, foto Soekarno dan Foto Khruschev |
|
Tarian penyambutan ala Bali |
|
Tarian Penyambutan ala Bali |
|
Tarian penyambutan ala Bali |
|
Persiapan Makan malam di Istana Tampak Siring |
|
Ramah tamah saat perjamuan makan malam di Istana Tampak Siring |
|
Sambung Rokok |
|
Keakraban setelah dinner |
|
Penyerahan kenang-kenangan
|
Peresmian Aula Vladimir Lenin di Istana Tampak Siring
|
|
|
Berjalan-jalan di Istana Tampak Siring |
|
Melihat pameran kerajinan rakyat |
|
Khruschev berbincang dengan Jenderal Nasution
|
|
Masyarakat Djakarta mengucapkan selamat jalan pada Khruschev di Bandara Kemayoran |